Monday, October 26, 2015

4K Gaming Rig Update 2015

Setelah rakitan PC Gaming Rig 4K selesai di 2014, dan sudah digunakan untuk memainkan game2 terbaru terutama di seri FPS seperti BF4, COD Ghost, Crysis 3, Metro, dsb. Tanpa masalah berarti meski memang frame per second nya tidak terlalu tinggi yaitu di kisaran 40-50 fps untuk seting game di level cukup tinggi (hanya untuk filter Anti Aliasing /AA) yang tidak di set atau di set rendah sehingga didapatkan gameplay yang masih memadai

Di tahun 2015 tepatnya di sekitar bulan Agustus ada keinginan untuk balik bermain simulasi terutama adanya game Project Cars yang menjanjikan grafik yang sangat indah berdasarkan screenshot, dan review di web. Dan tentunya ingin bermain di resolusi 4K dan bukan di monitor D590 UHD samsung yang hanya 28 inch tapi di TV UHD dengan lebar 40 inch keatas.

Masalahnya sebenarnya bukan masalah kecepatan fps karena dengan setup 4K Gaming rig sebelumnya dengan SLI GTX 780 GHZ edition dari Gigabyte dan CPU/Mobo yang ada sudah dapat menjalankan game 4K dengan lumayan baik. Masalah utama adalah koneksi dari GPU ke TV UHD terutama TV 4K yang baru hanya tersedia HDMI 2.0. (Upgrade dari HDMI 1.4 sebelumnya yang tersedia di GPU GTX780 yang ada).
Dengan HDMI 2.0 dimungkinkan refresh rate hingga 60Hz untuk menjamin kualitas permaianan yang memadai. Dibandingkan maksimum 30 Hz refresh rate dengan koneksi HDMI 1.4. Menggunakan monitor UHD D590 Samsung 28 inch sebelumnya tidak masalah karena tersedia koneksi Display Port v1.2 yang mampu memberikan tampilan 4K 60Hz. TV di sisi lain tidak menyediakan Display port v1.2 (hanya tersedia di layar monitor PC), hanya TV tertentu atau monitor ukuran besar dari Philips contohnya yang menyediakan Display port, namun barangnya jelas jarang tersedia dan kalaupun ada harganya mahal.

Pilihan TV jatuh terlebih dahulu di merek LG tipe 40UB800Tatau 40UB80 (yang membedakan hanya negara produksi dan pemasarannya). Harganya yang di kisaran 6 jutaan saat itu sangat menggiurrkan. Kualitas 4K/UHD dan merupakan smart TV dengan wifi dsb.

Hal yang terlewat saat memilih TV saat itu adalah faktor chroma subsampling atau fitur kompresi informasi warna. Pada beberapa TV yang harganya murah chroma subsamplingnya lebih rendah yaitu hanya 8:2:0 (ratio warna RGB, pada komponen terakhir dihilangkan) hal tersebut menyebabkan untuk tampilan teks menimbulkan halo effect atau bayangan bila diperhatikan secara detil atau menyebabkan tampilan teks tidak tajam akibat pendaran warna tidak sempurna. Chroma Subsampling yang baik adalah lengkap 4:4:4 dibeberapa TV ada yang lebih rendah namun lebih tinggi dari 8:2:0.
Sebenarnya chroma subsampling rendah tersebut tidak menimbulkan efek lebih buruk yang signifikan pada saat memutar film  atau yang banyak mengandung movement/pergerakan. Hanya pada saat menampilkan teks di Windows Operating System misalnya. Namun saat memainkan PC game efek dari rendahnya chroma subsampling tidak terlihat dan tetap bagus tampilan 4K (mungkin memang tidak setajam 4:4:4) namun cukup acceptable berdasarkan pengalaman.

Nah untuk TV LG 40UB800/80 diatas dengan kelas harga dibawah 10 jutaan saat artikel ini dibuat masuk ke kategori menggunakan efek Chroma Subsampling rendah agar dapat melewatkan sinyal video 4K melalui HDMI 1.4 atau HDMI 2.0 namun dengan komponen decoder yang lebih murah.  Karena TV 4K dibeli lebih dulu dibandingkan upgrade lainnya  maka pada awalnya takut hasilnya tidak bagus. Meski bila menggunakan refresh rate 30Hz maksimal mengunakan HDMI 1.4 connection dari GPU GTX 780 warnanya menggunakan chroma sub sampling yang lebih baik namun refresh rate 30hz dianggap tidak memadai untuk gameplay dengan pergerakan cepat.

Upgrade GPU
Untuk mendapatkan refresh rate yang memadai di resolusi 4K dan tentunya kualitas grafik yang lebih tinggi. Di 2015 pertengahan NVIDIA mengeluarkan seri GTX980Ti dari keluarga maxwell. GTX980Ti dari review bisa mengalahkan GTX Titan yang merupakan graphic card NVIDIA kasta tertinggi. Meski mengalami pengurangan fitur di jumlah shader dan memory hanya 6 GB (dibandingkan 12 GB di GTX Titan) 6GB untuk 4K sudah lebih dari minimum standar 4 GB memory (dibanding GTX 780 yang hanya 3GB kurang memadai untuk resolusi 4K)

Karena ingin mendapatkan kemampuan terbaik pilihan sebenarnya ada 3 merek yaitu dari Galax HOF GTX980Ti yang sudah di overclock, ZOTAX GTX980Ti Extreme dan Inno3D GTX 980Ti Hybrid. Sebenarnya ada merek EVGA yang sangat terkenal namun barangnya sulit ditemui di Asia karena produsen asal US ini memang lebih mementingkan pasar di barat.
Pilihan akhir jatuh di inno3D GTX980Ti Hybrid cooling Ichill Black series. Yang membedakan terutama adalah overclock GTX980Ti dari Inno3D merupakan salah satu yang tertinggi diantara 3 kartu, dan menggunakan hybrid liquid cooling + fan untuk pendinginan PWM dan memory modulnya. Memberikan kemampuan untuk mendinginkan GPU chip secara maksimal.
Kendala utamanya hanyalah repotnya memasang radiator + fan pendingin bila casing PC nya terbatas.
Dari review memang kinerja suhu dari Inno3D hybrid ini bukan yang terbaik dikalahkan oleh EVGA hybrid dan terakhir Asus juga mengeluarkan versi hybrid cooling.

Suhu dikisaran 62-65 Deg Celcius bisa dicapai bila penempatan radiator dan fan dilakukan dengan tepat. Masalah bertambah karena rencananya tetap menggunakan konfigurasi dual SLI yaitu 2x GTX980Ti untuk mendapatkan hasil gaming 4K maksimal (kualitas setting grafis bisa dimaksimalkan dengan tetap mendapatkan frame rate di kisaran 40 fps hingga diatas 60 fps).

Dari hasil review saja, kartu tunggal GTX 980Ti bisa mengalahkan GTX Titan di beberapa setting dan game dan karena ini adalah versi Overclock dari GTX 980Ti sudah dipastikan mengalahkan GTX Titan yang stock speed dan memang GTX Titan secara dasar sulit untuk di overclock secara efektif. Harga totalnya memang sedikit lebih mahal dari GTX Titan tapi hasil SLI dua GTX 980Ti jelas jauh dari kartu tunggal GTX Titan.

Hasil dari Benchmark 3Dmark dengan kartu tunggal GTX 980Ti Inno3D hybrid mencapai 4440 sedangkan pada saat SLI dicapai nilai 7740 meski tidak mencapai dua kalinya diperoleh peningkatan 74%.

Instalasi GPU
Dikarenakan Kartu grafis Inno3D GTX980Ti Hybrid menggunakan radiator dengan kipas 120mm  tunggal, maka 2 buah radiator perlu dipasang dengan tepat. Beberapa konfigurasi menyebabkan suhu salah satu kartu melonjang dan tidak stabil mencapai kisaran 72 Deg Celcius.
Setelah dicoba beberapa kali akhirnya diperoleh setup terbaik yaitu dua radiator dipasang di bagian depan casing bagian tengah-bawah, dengan konfigurasi kipas push pull (push menggunakan NZXT FN140RB PWM 2x untuk masing2 radiator. Kipas Artic Cooler bawaan dari Inno3D dijadikan kipas pull dibagian dalamnya.

Dengan penempatan tersebut, terpaksa Drive bay yang menampung SSD Samsung Evo 250GB dan HDD internal 3.5 1TB WD Caviar Blue, harus dilepas dan SSD/HDD dipasang secara bebas dan di rekatkan ke casing di bagian  dalam casing yang masih tidak terpakai yaitu di dekat bagian bawah casing (dekat PSU untuk SSD, sedangkan HDD dipasang di belakang kipas 120mm Cooler master di bagian atas di bawah Fan Controller, dekat dengan kipas radiator H100i namun tetap menyediakan ruang kosong untuk sirkulasi udara radiator H100i (intake).

Dengan cara ini diperoleh rruuangan kosong dibelakang radiator GPU 2 buah yang memungkinkan udara bersikulasi dengan baik dan dibuang oleh 2 fan exhaust dibelakang dan 1 exhaust atas belakang dan 2 exhaust melalui radiator H100i.

Penambahan kipas 200mm dari NZXT FZ200 di sisi casing memberikan udara dingin ke kedua kartu.

Setup tersebut menghasilkan suhu stabil dari kedua kartu pada saat menjalankan setting maksimal diukur menggunakan MSI Afterburner di kisaran 62 Deg Celcius dan peak di sekitar 65 Deg Celcius di saat tertentu.

Dibandingkan pemasangan sebelumnya setting ini merupakan setting terbaik. Suhu ruangan padahal cukup tinggi di kisaran 27-28 deg Celcius dengan AC yang tidak terlalu dingin (karena ruangan besar).

Dengan konfigurasi ini maka dapat memainkan  PC game dengan setting 4K tinggi di setting Very High dan ultra kecuali dibagian AA (Anti Aliasing) yang tetap diatur agak rendah. Namun di resolusi 4K penambahan filter AA memang tidak terlalu signifikan dampak visualnya.

Ditambah lagi selesai nya project DIY untuk membuat Gaming Rig berupa Gaming Seat, tempat untuk memasang steering wheel dan /atau joystick Saitek X55 Rhinos beserta pedal rudder combat Saitek dan tentunya Steering wheel G27. Gaming Rig dilengkapi dengan TV LG40UB80 4K TV memberikan pengalaman bermain yang menyenangkan. Meski Gaming rig belum berupa motion simulator namun sudah cukup nyaman,
Tambahan lain adalah menunggu datangnya barang berupa IRTracker (bukan IRtracker asli) sebagai tambahan untuk memberikan kendali tampilan yang lebih immersive (atau memberikan pengalaman bermain yang lebih mumpuni terutama untuk simulator pesawat seperti DCS World, Truck Simulator, Project Cars dsb.

Foto2 DIYgaming rig dan PC Gaming Rig update 2015 Bloody White menggunakan GTX980Ti dapat ditemukan di link berkut ini:

4K Gaming Rig 2014

Memang dari awal penulis adalah penggemar berat grafis dari PC Game dan console. Bukan pemain PC Game murni, tapi lebih senang melihat kualitas grafis yang indah di mata. Mulai dari jaman IBM PC compatible dengan CPU 386 hingga saat ini.

Tidak puas tentunya jika tidak mencoba kualitas PC Game dengan resolusi 4K atau lebih tepatnya UHD (berbeda resolusi yaitu 4K sebesar 4096x2160px sedangkan UHD 3840x2160px.

Meskipun pada saat tulisan dibuat 4K Gaming baru saja mulai naik daun, namun perangkat display dan graphic card masih belum memadai. Penulis tetap nekat mencoba menjadi early adopter untuk 4K Gaming, hasilnya tidak mengecewakan.

Awal cerita sebenarnya hanya ingin upgrade PC Desktop di rumah yang sudah jaug ketinggalan dengan game2 di tahun 2013. Sehingga di awal 2014, mulailah project upgrade PC desktop. PC desktop awal menggunakan intel i5-750 quad core 2.66 Ghz socket LGA 1156, keluarga Lynnfield, dengan chipset bawaan intel yaitu P55. Untuk Mobo waktu itu menggunakan merek ASROCK P55 Extreme dengan memory dual channel DDR3 1333 sebanyak total 8 GB, untuk Grahic card menggunakan ATI Radeon HD5850 produk Pixelview yang ekonomis GPU merupakan graphic card kelas mid range. Meskipun graphic card mampu drive hingga Full HD resolution, namun tentunya untuk mendapat gameplay yang baik masih kurang, sehingga cukup bermain di resolusi 1650x1080px dengan koneksi DVI. CPU cooler menggunakan Artic Freezer 7, sedangkan power supply Seasonic SS500W yang merupakan produsen OEM PSU terbesar untuk berbagai merek. Operating system saat itu masih menggunakan Windows 7, tidak lupa LCD monitor ACER 20inch, keyboard logitech dan gaming mouse logitech G5 dengan pemberat. Dengan spesifikasi tersebut game2 terbaru di tahun 2013 sudah tidak mampu dijalankan dengan sempurna (sempat absen main game selama beberapa tahun)

Kembali ke proses upgrade, yang waktu itu sebenarnya hanya mengarah pada resolusi Full HD yang sedang booming, namin resolusi 2K dan 4K mulai bermunculan. Saat melihat beberapa review mulai ada yang membahas PC Gaming di resolusi 2K dan 4K.
Sebenarnya untuk Teknologi CPU, Chipset/mobo, memory dan drive sedang tidak banyak perubahan dan saat itu Intel berada pada generasi 4 (tock dari tick-tock model Intel) dengan teknologi 22mm Haswell. Chipset yang sedang naik daun saat itu adalah Z97 untuk mainstream  (non extreme) beralih dari Z87 series chipset sebelumnya.
Dengan kondisi di tahun 2014 awal (waktu upgrade) teknologi yang merupakan pilihan mainstream berdasarkan review2 yang ada adalah sebagai berikut:

CPU:
Intel i5 4670K Quad Core, 4 thread, 3.4Ghz dengan boost clock hingga 3.8Ghz, didalamnya sudah ada build in HD Grapics 4600 series mampu menampilkan resolusi UHD dengan refresh 60Hz tentunya bukan untuk bermain game. Pilihan lain sebenarnya adalah Intel i7 4770K keduanya bisa di overclock dengan adanya akhiran K dibelakang nama CPU. Tentunya 4770K memiliki frequency kerja yang lebih tinggi. Namun karena masalah produksi kedua chipset tersebut memiliki thermal compound yang kurang mumpuni untuk mendapatkan overclock yang baik. Dari segi price/performance i5 4670K mendapatkan review bagus di berbagai media. Berdasarkan kondisi tersebut dipilihlah i5 4670K dengan opsi upgrade ke CPU yag lebih baik dari 4770K yang dikenal dengan Devil Canyon atau Haswell refresh yang belum keluar.

CPU Cooling:
Untuk CPU cooling tertarik mencoba liquid cooling, namun karena tidak report akhirnya dipilih closed loop cooling ready to use dari beberapa produsen yang ada seperti Corsair, Cooler Master, NZXT kraken, dsb. Pilihan jatuh pada produk Corsair yang mendapat review bagus, yaitu H100i series.  Radiator dengan kipas 120mm dua buah terlihat sangar dan menjanjikan kendali suhu yang baik uuntuk CPU terutama saat dilakukan overclock.

Mobo:
Dengan dipilihnya i5-4670K chipset prosumer Z97 menjadi pilihan yang sebanding untuk mendapatkan kinerja maksimum. Pilihan jatuh pada merek Gigabyte Z97 Gaming G1 series. Sebenarnya mobo ini agak sedikit ada kekurangan terutama untuk support M.2 Sata Express terbaru, namun karena belum dirasakan perlu dan harga masih masuk range dan dipengaruhi keberadaan stock barang saat itu. (Sebenarnya mau pilih UD3/UD5 tapi memang harganya lebih mahal untuk UD5). Mobo sudah memiliki kemampuan untuk Nvidia SLI atau crossfire AMD ATI, dengan warna merah, chip Audio yang mumpuni dari Creative, dan fitur2 overclock yang lumayan dan banyaknya USB 3.0 port tersedia baik untuk front panel maupun di belakang. Pin2 untuk extra fan pun bertebaran.

Memory:
Untuk memory pilihan jatuh pada Corsair Vengeance Pro 2x8GB 2400 (12400) dengan heatspreader. Sayangnya karena terburu2 warna merah tidak tersedia dan akhirnya menggunakan warna silver sehingga padu padan dengan Mobo belum bisa terpenuhi. Namun kemampuannya sudah sangat memadai. Siap juga untuk di overclock bila diperlukan.

PSU:
Sebenarnya target awal di kisaran 650-750 Watt PSU, namun waktu mendefinisikan spesifikasi untuk PC Game berubah dari Full HD menjadi 4K/UHD minimal 2K QHD maka sudah terbayang ada kemungkinan untuk SLI atau cross fire setup, sehingga PSU di genjot ke angka minimal 1000 Watt untuk lebih amannya. Setelah pilih2 akhirnya jatuh ke Corsair RM1000 series dengan modular cable, yang masih relative ekonomis 80 Gold certified meski bukan platinum series memiliki efisiensi diatas 90%. Siap untuk Dual SLI dengan kartu grafis kelas atas.

GPU:
Pada saat perancangan GPU yang sedang naik daun adalah GPU seri 700 dari keluarga chip GK110 dengan pilihan kelas mid range mulai dari GTX 770 dan GTX 780 untuk top end, dan tidak lama keluarlah seri GTX 780 Ti dan Titan. Kedua kartu terakhir waktu itu harganya sudah diatas 10 jutaan, sedangkan seri GTX 780 mendapat review best value top range graphic card. Setelah melihat beberapa review dipilihlah GTX 780 dari Gigabyte dan agar mendapat seri factory overclock lalu pilihan jatuh pada versi GTX 780 GHZ edition dari Gigabyte yang sudah di overclock base clock di 1.019 Ghz  dan boost hingga 1.071 Ghz. Graphic card ini disertai memory sebesar 3GB DDR5. Dengan pendingin windforce 3 kipasnya memberikan pendinginan maksimal. Port koneksi tersedia DVI, HDMI 1.4 dan Display port versi 1.2. Waktu awal perakitan hanya membeli 1 buah Graphic card, namun setelah perakitan selesai tidak lama langsung beli 1 lagi untuk di setup secara SLI. Pilihan dari ATI saat itu tidak dapat mengalahkan best value option dari NVIDIA sehingga tidak memilih R9 series dan terutama karena masalah panas dan pemakaian daya yang lebih besar.

SSD dan HDD
Pada saat upgrade SSD sedang naik daun dan harganya mulai lebih terjangkau, untuk pilihan jatuh pada produk Samsung Evo yang mendapat review kinerja terbaik untuk rentang harganya. Karena biaya pilihan jatuh pada ukuran 250GB dengan pertimbangan sudah cukup untuk menampung Sistem Operasi dan beberapa game utama, game lainnya yang tidak begitu prioritas (atau software lain) bisa ditempatkan di HDD biasa. Dan bila perlu bisa menambah SSD kedua.
Untuk HDD pilihan jatuh di HDD 3.5inch internal berkinerja standard/baik yaitu WD 1TB Caviar Blue. Seri Black series ternyata memiliki suhu kerja yang lebih tinggi. Kompromi yang diambil adalah seri Biru tetap dengan 7200rpm seharusnya sudah cukup.

Case:
Untuk mendapatkan kemudahan modifikasi dan pemasangan piranti2 yang terbaik diatas, perlu ruangan case yang cukup luas. Pengalaman menggunakan casing cooler master Centurion 5 mid tower dari komputer lama memang cukup sempit dan menyulitkan modifikasi dan pemasangan kipas untuk pendingin. Karena sudah membayangkan manajemen suhu yang harusnya lebih baik dengan setup SLI, overclock CPU dsb. Maka setelah browsing pilihan jatuh pada model minimalis dari NZXT yaitu Switch 810 warna putih (ingin mendapatkan tema putih dengan warna lampu merah). Casing ini masuk ukuran Ultra Tower karena ukurannya yang sangat besar dan lega. Mungkin satu-satunya kelemahan adalah tidak adanya area power supply terpisah (meskipun secara sirkulasi udara tidak berpengaruh). Ukuran yang besar nantinya membantu untuk opsi2 pemasangan radiator Corsair H100i dan kipas2 untuk membantu sirkulasi maksimal pendinginan Graphic card dan component lainnya.
Casing Switch 810 dari NZXT mengalami modifikasi terutama untuk air intake di bagian depan di berikan lubang tambahan dan dilengkapi dengan mesh dari aluminium berwarna putih, untuk memaksimalkan aliran air intak dibagian depan. Dibagian belakang diberikan tambahan fan box untuk menghisap udara dari lubang diatas kisi2 graphic card terpasang agar, aliran udara panas dari graphic card terbuang dengan cepat ke bagian belakang. Hal ini merupakan pertimbangan tambahan dikarenakan pilihan graphic card adalah model open cooling (bukan versi awal dari NVIDIA dengan sistem pendingin tertutup (kipas tunggal) yang lebih cocok untuk pemasangan SLI dikarenakan udara panas dari GPU 2 yang ada dibawah terhisap oleh GPU card 1 diatasnya. Untuk menguragi masalah tersebut, diberikan kipas suplai udara dingin dari depan ke kedua kartu, dan udara panas buangan dari Kartu GPU Gigabyte GTX 780 GHZ edition ini bisa terhisap dengan cepat keluar ke belakang. Dari asil test. Konfigurasi ini memadai untuk menjaga suhu GTX 780 yang relatif panas terjaga lebih rendah sehingga menghindari overthortling dari GPU (menurunkan kecepatan saat overheating)

Fan:
Untuk setup kali ini semua fan menggunakan fan dari produsen casing yaitu NZXT, hanya saja fan bawaan Corsair H100i terkenal kurang mumpuni dan agak berisik sehingga diganti dengan fan top review yaitu Noctua NS12 yang mendapat nilai terbaik untuk pendingin radiator (dengan kemampuan static pressure yang tinggi dan suaranya yang relatif hening dilengkapi dengan peredam karet di mounting holenya).
Fan untuk casing menggunakan NZXT FN140RB berukuran 140mm untuk mendorong udara masuk di bagian depan,
Sebagai variasi selain kipas Noctua 120mm untuk push dari bawah melalui radiator membuang keatas. Dibagian atas dari radiator ditambahkan kipas hisap 140mm dengan LED merah untuk menambah variasi dan membantu pembuangan udara panas dari radiator. Kipas NZXT FZ140 Led merah dipasangkan diatas. 3 buah untuk menari udara panas (2 dari radiator) dan 1 dari dalam casing membuang ke atas.
Sebuah kipas NZXT FN140RB dipasang membuang udara ke bagian belakang casing. Versi FN140RB ini merupakan kipas PWM yang nantinya diatur oleh Fan Controller di sisi depan casing.
Dua kipas NZXT FZ140 LED merah dipasang di bagian depan bawah dan bagian bawah didalam untuk memberikan supply udara dingin ke dalam casing. Modifikasi tambahan dengan membuang penutup plastik untuk Drive bay CD ROM di bagian depan atas digantikan mesh hitam berasal dari casing lama Cooler master centurion 5, memberikan tambahan opsi supply udara dingin ke arah area CPU dan memory DDR3. Untuk itu dipasangkan Kipas 120mm dengan LED merah dari cooler master dengan fasilitas PWM dan RPM cukup tinggi.
Pengaturan kipas diatas berakhir dengan jumlah kipas casing tambahan sebanyak total 9 kipas casing ditambah 2 kipas dari radiator (Noctua) total 11 fan, diluar dari 2x3 kipas graphic card. Menyediakan keseimbangan CFM aliran masuk dan keluar dari casing untuk pendinginan maksimal.
Untuk mengendalikan Fan PWM 2 di depan, 1 di belakang dan 2 lagi untuk fan LED di bawah dan di atas, digunakan Fan Controller dengan touch screen dari Bitfenix (mencari tipe lain belum ada yang sesuai dan masih manual kendali dan tampilannya). Bitfenix recon berwarna putih menyesuaikan dengan warna casing dan juga memberikan tampilan modern dengan LCD warna putih dan fasilitas touch screen untuk kendali fan secara auto (dengan sensor2 suhunya dan manual untuk mengatur masing2 speed dari Fan PWM).

Aksesoris MOD PC casing:
LED kabel berwarna merah dengan panjang mencapai 1.5m dari merek NZXT juga menambah cantik interior casing dengan pendaran LED merah. Tambahan LED warna merah dari lampu interior untuk mobil juga ditambahkan (12V) untuk memberikan cahaya warna tambahan agar interior casing berpendah merah menyala. Tema Bloody White PC Gaming Rig akhirnya bisa terpenuhi.

Display Monitor
Komponen utama lainnya tentunya monitor. Seperti yang sudah disampaikan karena awalnya hanya mentargetkan resolusi Full HD namun di tengah jalan berbelok ke resolusi 4K, maka pilihan monitor 4K yang tersedia memang sangat terbatas saat itu. Kebetulan monitor 4K dari Samsung yaitu UHD D590 baru saja diluncurkan dan sudah tersedia di toko2 PC component di Mangga Dua. Dengan harga yang ternyata tidak jauh berbeda dari top end monitor resolusi Full HD. Maka tidak pikir panjang pilihan langsung dijatuhkan pada monitor UHD  dari Samsung meski resolusi bukan 4K murni karena UHD resolusinya di 3840x2160px tetap sudah 4x lebih besar dari resolusi Full HD. Dan berdasarkan review2 yang ada minimal setting SLI dibutuhkan untuk mendapatkan frame rate gaming yang layak di kisaran diatas 50-60 frame per detik.
Saat itu hanya konektor Displayport versi 1.2 yang dapat menyalurkan tampilan 4K/UHD dengan frame rate mencapai 60Hz, untuk konektor lainnya hanya sampai di 30 frame per detik atau 30Hz. Teknologi single refresh (bukan split screen) juga sudah tersedia di monitor Samsung UHD untuk mencegah timbulnya masalah tearing.
Monitor ini masih menggunakan TN panel namun sudah versi terbaru yang kontrasnya lebih baik, sedangkan untuk viewing angle khas TN memang tidak lebar, namun karena bertujuan untuk main game yang posisinya dead on di depan layar maka viewing angle bukan masalah utama. Warna dan kontras serta response time yang memadai sudah cukup untuk menjadikan monitor UHD D590 ini menjadi monitor andalan 4K saat itu.

Aksesoris Gaming PC
Untuk Mouse pilihan pertamanya mencoba yang murah dari gaming mouse keluaran Bloody series (produsen A4tech) fitur mouse nya sebenarnya oke baik resolusi maupun response yang baik, kabel sudah menggunakan proteksi, ada lampu LED dengan simbol tangan berdarah dibagian atas yang berpendar/berkedip berirama sangat bagus untuk fitur Modifikasi. Masalah utama adalah berat mouse yang ringan dan tidak ada opsi untuk mengatur berat.
Setelah mencari beberapa ospi tentunya tetap mengacu pada tema yaitu warna LED fitur mouse dan tidak banyak pilihan (razer yang tetap berwarna hijau, dan beberapa opsi mouse dengan LED warna yang bisa diganti harganya masih sangt mahal)
Pilihan akhirnya jatuh pada Mouse Corsair M45 Raptor dengan opsi pengatur berat, dan tentunya LED warna merah, fitur lainnya seperti kabel proteksi, resolusi dan response sudah sangat memadai untuk pemain game non kompetitif.
Keyboard juga dipilih Corsair gaming keyboard K70 yang mendapat review baik, menggunakan switch mekanis Cherry MX blue yang memang agak berisik namun sangat menyenangkan dipakainya. Memang masalah selera sih.
Ada opsi mengganti key caps nya dengan warna merah di huruf WASD untuk menunjukkan keyyboard gaming terutama game FPS. Sayangnya caps ESC ternyata mengelupas entah masalah defect produksi atau memang karena pemakaian padahal tombol ESC kan jarang dipakai? Selebihnya opsi USB port, pengatur volume analog di keyboard sangat membantu dalam pemakaian sehari2.
Untuk Mouspad menggunakan seri dari gigabyte hard mouse pad (bukan tipe kain)
Karena lebih sering bermain PC Game di malam hari atau jam2 istirahat siang maka pilihan Headphone merupakan hal wajib. Untuk mendapatkan pengalaman terbaik (seringkali kuping panas dan sakit menggunakan headphone biasa) pilihan jatuh pada Steelseries Siberia V2 dengan sistem USB dan soundcard terisah. Meski soundcard dari Mobo Creative 3D akhirnya jarang dipakai namun headphone Siberia ini sangat nyaman dengan pad busa yang cukup empuk.

Foto-foto PC Game Rig Bloody White dapat ditemukan di link photo berikut. Next Hasil benchmark 3DMark dan gameplay menyusul.

Link Photo: http://www.pbase.com/eandyh/white_beast